top of page

Memahat Mimpi Jadi Kenyataan

  • Writer: Abnertindi
    Abnertindi
  • Nov 30, 2017
  • 3 min read

Mimpi bunga tidur. Kalimat pendek itu sering dikatakan orang kepada kita. Terlepas dari apapun sebutan mimpi itu, selalu ada pesan yang disampaikan di sana. Setiap aktivitas yang kita lakukan membuat memori kita senantiasa merekamnya, dan suatu saat akan dimunculkan lagi ke permukaan, apakah waktu tidur (mimpi), atau sadar (menghayal, atau memikirkan sesuatu, atau tiba-tiba terlintas sesuatu dipikiran kita).


Secara khusus ada satu kekuatan yang mengatur hidup kita (Tuhan) yang terkadang dengan caranya sendiri memberikan ilham maupun visi kepada seseorang untuk dilakukan. Tergantung bagaimana pribadi itu menanggapinya.


Pembicaraan mengenai mimpi, itulah yang akan saya sampaikan dalam tulisan ini. Di mana pada tahun 1996, tepatnya saya duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Umum (SMU), saya mendapatkan mimpi yang sampai hari ini tidak akan pernah hilang dari ingatan Saya, yaitu melihat Garuda Pancasila (lambang dasar negara RI) yang berada di atas angkasa, berkilauan emas di angkasa.


Bentangan sayapnya memenuhi separuh angkasa. Posisi bentangan sayapnya di atas wilayah Kepulauan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud (di bibir Samudera Pasifik). menyaksikan hal itu saya tertegun karena Garuda Pancasila itu dengan gagah perkasa di atas sana. (Cerita ini di alam mimpi).


Foto: Rancangan Abner pada Tahun 2010, saat Dinas di Kantor Camat Nanusa, Talaud.



Di alam jasmani, ketika saya pada tahun 2010 menjadi seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan ditempatkan di Kantor Camat Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, saya teringat kembali akan mimpi itu.


Saya pun mulai menggores kertas putih untuk membuat landscap yang saya sebut dengan Garuda Pasifik. Saat itu, saya memiliki impian bahwa Suatu saat akan berdiri Kawasan Garuda Pasifik, yang akan menjadi pusat pariwisata Dunia.


Saya terus menggores dan membayangkan betapa hebatnya Indonesia jika Kawasan Garuda Pasifik itu berdiri. Garuda Pasifik: Pusat Pariwisata Dunia.


Itulah alasan, mengapa ketika saya mendapatkan kesempatan menempuh studi di Doktor saya langsung mengambil Pariwisata sebagai bidang kajian, karena memang embrio itu telah ada sejak Tahun 1996 dan menguat pada 2010, hingga terlembagakan pada tahun 2016. Inilah mimpi yang saya pahat itu, yakni Kawasan Garuda Pasifik.


Sempat terjadi perdebatan ringan antara Kepala Dinas Kependudukan (Bp. Daud Malensang) dan Kepala Bidang Informasi dan Kebijakan Kependudukan (Bp. Jusuf Maabuat) di Tahun 2013. Ketika kami bertiga sedang membicarakan lokasi Garuda Pasifik.


Bapak Daud Malensang berkata "lokasinya di Kiama". Pendapat ini dibantah oleh bapak Jusuf Maabuat dengan mengatakan "lokasinya di Tule". Kedua desa ini berlokasi di pulau Karakelang.


Menurut saya, penempatan lokasi Kawasan Garuda Pasifik (KGP) harus memenuhi beberapa kriteria, yakni keberlangsungan lingkungan, daya tahan lingkungan, dan daya dukung lingkungan.


Keberlangsungan lingkungan, di mana berdirinya KGP tidak boleh merusak ekosistem yang ada. Daya tahan lingkungan, di mana Kawasan Garuda Pasifik membutuhkan areal yang luas yang menjadi zona Garuda Pasifik sebagai pusat Pariwisata. Daya dukung lingkungan, di mana penempatan lokasi Garuda Pasifik harus strategis sehingga menjadi magnet bagi semua aktifitas manusia.


Perlunya kajian secara komprehensif mengenai lokasi di mana Kawasan Garuda Pasifik itu di tempatkan.


Kawasan Garuda Pasifik sebagai pusat pariwisata sangat penting bagi Indonesia, karena di sana akan diperlihatkan budaya sebagaimana yang terdapat pada lima sila Pancasila. KGP harus menjadi tempat/dokumentasi budaya bangsa yang akan dipelajari oleh bangsa-bangsa di dunia.


Kerinduan saya, rapat-rapat yang dilakukan oleh organisasi PBB, misalnya United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) dilaksanakan di Kawasan Garuda Pasifik.


Garuda Pasifik berbicara sebuah kawasan yang terintegrasi dan menjadi pusat Pariwisata. Icon Utamanya ialah Garuda Emas. Sedapat mungkin Garuda Pancasila ini harus berlapis emas 24 karat.


Dapat di deskripsikan bahwa Kawasan Garuda Pasifik, memiliki icon Garuda Pancasila, yang berdiri di atas sebuah bangunan. Dalam desain awal yang saya buat waktu itu (2010), yaitu sebagai berikut: Lantai satu, sebagai pusat swalayan yang berstandar internasional. Lantai dua, sebagai tempat penginapan yang berstandar internasional. Lantai tiga, sebagai tempat meeting room (ruang pertemuan/rapat) Pasifik dengan kursi minimal 1000 seat. lantai Empat, sebagai pusat rekreasi dan tempat dokumentasi budaya bangsa secara digital (museum digital budaya).


Di bagian atas gedung dibangun Garuda Pancasila yang ukurannya harus sedemikian besar dan dilapisi dengan emas 24 karat. Garuda Pancasila harus berkilau-kilauan, seperti yang saya lihat di mimpi pada tahun 1996.


Kawasan Garuda Pasifik harus menjadi salah satu keajaiban dunia, suatu karya anak bangsa di abad milenium ini. Saya percaya Tuhan sedang memberkati Indonesia dan akan menempatkan Indonesia di atas bangsa-bangsa di dunia. Ia sedang menciptakan kesukaan dan kesukaan itu ialah Kawasan Garuda Pasifik, yang berlokasi di Gerbang Utara NKRI.


Inilah yang ada di pikiran saya hingga saat ini. Saya mengajak semua anak bangsa Indonesia, semua orang yang hidup di abad ini untuk bersama-sama berkarya bersama saya membangun sebuah peradaban baru, peradaban yang dijiwai oleh jiwa Pancasila, dan diwujudnyatakan dalam sebuah karya monumental KAWASAN GARUDA PASIFIK (KGP).

Comments


RECENT POSTS:

Space for Rent ...

Berikan komentar anda mengenai artikel di atas!

© Wanuau

  • b-facebook
  • Twitter Round
  • Instagram Black Round
bottom of page